Kamis, 25 Agustus 2022

Cari Tau Fakta Unik Dari Jam Gadang

 Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh teman-teman Zila Blog semua, semoga keadaannya selalu dalam keadaan sehat yaa...Nah kali ini Zila Blog akan memberitahukan kepada teman-teman semua apa saja fakta unik tentang Jam Gadang nih.


Mungkin teman-teman sudah tidak asing lagi mendengar tempat wisata bernama Jam Gadang, bukan? Jam Gadang adalah sebutan untuk sebuah peninggalan sejarah yang berarti “Jam yang besar”. Jam Gadang terletak di pusat Kota Bukittinggi, Sumatra Barat. Lama perjalanan yang ditempuh menuju ke tempat wisata ini adalah sekitar 3,5 jam dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM).

Menurut masyarakat Bukittinggi, Jam Gadang adalah sebagai panduan waktu. Jam ini memiliki suara yang cukup keras dan terdengar sampai jauh.

Sudah sejak lama Jam Gadang dijadikan sebagai ikon Kota Bukittinggi. Tak hanya itu, berbagai suvenir serta baju menggunakan gambar Jam Gadang juga sangat cocok diserbu sebagai oleh-oleh.

Berikut Fakta Unik dari Jam Gadang yang harus diketahui :

1. Berumur hampir seabad

Jam gadang dibangun sejak tahun 1926. Walaupun sudah berdiri sejak lama namun tetap menjadi primadona bagi semua usia karena Jam Gadang merupakan simbol dari Kota Bukittinggi. Jam Gadang tidak hanya dikunjungi oleh pengunjung berbagai daerah, namun juga mancanegara dan begitu pun oleh warga sekitar, apalagi saat sore hari.


2. Hadiah Ratu Belanda

Jam Gadang merupakan hadiah dari Ratu Belanda untuk Rook Maker, seorang sekretaris Fort de Kock atau Kota Bukittinggi saat ini. Jam Gadang selesai dibangun pada tahun 1926, dengan diarsiteki oleh Yazid Rajo Mangkuto. Adapun peletakan batu pertama pembangunan Jam Gadang ini dilakukan oleh putra pertama Rook Maker yang saat itu masih berusia 6 tahun. Sementara total biaya pembangunan Jam Gadang sendiri mencapai 3.000 gulden pada saat itu.

3. Perubahan tiga kali bentuk atap.

Berdasarkan sejarah, dahulunya desain bangunan Jam Gadang di puncak atas ini berbentuk bulat khas Eropa dengan patung ayam jantannya pada bagian atas. Namun ketika pendudukan Jepang diubah dengan gaya arsitektur Eropa. Dan akhirnya setelah kemerdekaan Republik Indonesia, atapnya kembali dirombak ulang berbentuk atap bagonjong yang menjadi ciri khas arsitektur budaya asli Minangkabau.


4. Penulisan Angka 4 Jam Gadang

Angka-angka pada Jam Gadang ditulis dengan angka Romawi, mulai dari I-XII. Namun, ada yang menarik ketika penulisan angka 4 tidak sesuai dengan kaidah penulisan angka Romawi. Dalam kaidah penulisan angka Romawi, angka 4 ditulis dengan IV. Namun pada Jam Gadang, angka 4 ditulis dengan IIII. Rupanya penulisan angka 4 yang tidak sesuai dengan kaidah penulisan angka Romawi itu berasal dari ketakutan Belanda. Penulisan angka IV memiliki makna I Victory, yang berarti kemenangan. Belanda khawatir, hal itu bisa menumbuhkan semangat perlawanan rakyat Bukittinggi sehingga bisa mengalahkan mereka. Oleh karena itu, Kerajaan Belanda memutuskan agar angka 4 ditulis dengan IIII dan bukan IV.



Meski demikian, penjelasan terkait alasan penulisan angka 4 ini masih belum bisa dibuktikan kebenarannya.

5. Mesin Jam Gadang Cuma Ada Dua Di Dunia

Di dalam menara Jam Gadang terdapat empat buah jam berukuran besar yang diameter masing-masing mencapai 80 sentimeter. Jam-jam raksasa itu konon didatangkan langsung dari Rotterdam, Belanda melalui Pelabuhan Teluk Bayur. Empat jam itu digerakkan oleh mesin yang hanya ada dua di dunia. Mesin satunya ada di Big Ben yang menjadi ikon Kota London. Mesin dan jam pada Jam Gadang terletak pada satu tingkat di bawah tingkat menara paling atas. Di bagian lonceng, terdapat keterangan pabrik pembuat jam, yaitu Vortmann Relinghausen. Vortmann adalah nama belakang pembuat jam, yaitu Benhard Vortmann, sedangkan Relinghausen adalah nama kota di Jerman.Mesin Jam Gadang ini diproduksi pada tahun 1892.

6. Dibangun Menggunakan Putih Telur

Di dalam menara Jam Gadang terdapat empat buah jam berukuran besar yang diameter masing-masing mencapai 80 sentimeter. Jam-jam raksasa itu konon didatangkan langsung dari Rotterdam, Belanda melalui Pelabuhan Teluk Bayur. Empat jam itu digerakkan oleh mesin yang hanya ada dua di dunia. Mesin satunya ada di Big Ben yang menjadi ikon Kota London. Mesin dan jam pada Jam Gadang terletak pada satu tingkat di bawah tingkat menara paling atas. Di bagian lonceng, terdapat keterangan pabrik pembuat jam, yaitu Vortmann Relinghausen. Vortmann adalah nama belakang pembuat jam, yaitu Benhard Vortmann, sedangkan Relinghausen adalah nama kota di Jerman.Mesin Jam Gadang ini diproduksi pada tahun 1892.



Ternyata dalam proses pembangunan Jam Gadang ini sama sekali tidak menggunakan besi penyangga dan semen. Bahan bangunan yang digunakan hanya sebatas pasir putih, kapur, dan putih telur.

Selain digunakan dalam bidang memasak dan kecantikan, pada zaman dahulu putih telur juga digunakan sebagai perekat untuk menggantikan fungsi dari semen. Diyakini bahwa putih telur memiliki zat perekat yang sangat kuat.

Itulah beberapa fakta unik Jam Gadang, jadi bagi teman-teman yang berkunjung ke Bukittinggi jangan lupa mampir dan menikmati keindahan Monumen ini yaa!



Posting Komentar